Pernahkah Anda mendengar kisah tentang
Nabi Sulaiman yang dianugerahi Mu'jizat berbicara dengan hewan? Atau pernahkah
Anda berandai-andai memiliki kemampuan berbicara dengan hewan?
Baru-baru ini sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Acta Astronautica menemukan alat penerjemah bahasa hewan, khususnya lumba-lumba. Sekelompok ilmuwan Amerika sedang mengembangkan sebuah komputer bawah air yang mencoba untuk mengenali suara lumba-lumba dan kemudian merespon secara real time.
Dalam waktu dekat mereka akan menguji mesin ini di lepas pantai Florida dan jika berhasil, ini akan menjadi langkah besar dalam membangun komunikasi antara manusia dan hewan. Penelitian yang dipimpin oleh Dr Denise Herzing ini, akan mencatat semua jenis suara lumba-lumba dalam katalog dan berharap menemukan struktur bahasa hewan penolong ini. Dr Herzing dan timnya berharap, upaya ini akan mampu menciptakan bahasa yang mereka bisa gunakan untuk berbicara kembali ke lumba-lumba dengan bantuan mesin penerjemah.
Mesin penerjemah tersebut bekerja dengan menggunakan sistem hydrophones untuk mengambil suara lumba-lumba dan layar LED untuk menunjukkan arah dari mana mereka berasal. Ketika mereka menerima suara, para penyelam kemudian akan memutar salah satu 'kata' dan melihat apakah lumba-lumba akan meniru mereka.
Sebelumnya, ahli biologi telah meneliti perilaku komunikasi dua arah dengan lumba-lumba di alam liar. Dr. Herzing dan rekan-rekannya di Wild Dolphin Project di Jupiter, Florida, mendidirikan suatu bentuk pusat bahasa primitif dengan menggunakan suara, simbol dan alat peraga. "Banyak penelitian tentang berkomunikasi dengan lumba-lumba, terutama di penangkaran, yang menggunakan ikan sebagai hadiah," kata Dr. Herzing
Dr. Herzing menambahkan dari cara-cara awal yang telah dilakukan, sangat jarang lumba-lumba meminta lebih dulu untuk berkomunikasi dengan kami. Selama tiga tahun penelitian itu, para ilmuwan telah bermain dengan lumba-lumba untuk 40 sesi, dan setiap sesi dibutuhkan waktu permainan sekitar setengah jam.
Hasil penelitian lain menyebut, lelaki kurang tertarik dalam berinteraksi dengan lumba-lumba, sementara perempuan justru sangat menikmati berinteraksi dengan lumba-lumba. "Ini adalah bukti bahwa perempuan memiliki banyak waktu bermain, sebelum mereka menjadi seorang ibu yang sibuk," ujar Dr Herzing.
Sekelompok penemu di Swedia dan Finlandia pun juga mengaku kian dekat dengan mengembangkan alat penerjemah bahasa anjing ke bahasa Inggris.
Baru-baru ini sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Acta Astronautica menemukan alat penerjemah bahasa hewan, khususnya lumba-lumba. Sekelompok ilmuwan Amerika sedang mengembangkan sebuah komputer bawah air yang mencoba untuk mengenali suara lumba-lumba dan kemudian merespon secara real time.
Dalam waktu dekat mereka akan menguji mesin ini di lepas pantai Florida dan jika berhasil, ini akan menjadi langkah besar dalam membangun komunikasi antara manusia dan hewan. Penelitian yang dipimpin oleh Dr Denise Herzing ini, akan mencatat semua jenis suara lumba-lumba dalam katalog dan berharap menemukan struktur bahasa hewan penolong ini. Dr Herzing dan timnya berharap, upaya ini akan mampu menciptakan bahasa yang mereka bisa gunakan untuk berbicara kembali ke lumba-lumba dengan bantuan mesin penerjemah.
Mesin penerjemah tersebut bekerja dengan menggunakan sistem hydrophones untuk mengambil suara lumba-lumba dan layar LED untuk menunjukkan arah dari mana mereka berasal. Ketika mereka menerima suara, para penyelam kemudian akan memutar salah satu 'kata' dan melihat apakah lumba-lumba akan meniru mereka.
Sebelumnya, ahli biologi telah meneliti perilaku komunikasi dua arah dengan lumba-lumba di alam liar. Dr. Herzing dan rekan-rekannya di Wild Dolphin Project di Jupiter, Florida, mendidirikan suatu bentuk pusat bahasa primitif dengan menggunakan suara, simbol dan alat peraga. "Banyak penelitian tentang berkomunikasi dengan lumba-lumba, terutama di penangkaran, yang menggunakan ikan sebagai hadiah," kata Dr. Herzing
Dr. Herzing menambahkan dari cara-cara awal yang telah dilakukan, sangat jarang lumba-lumba meminta lebih dulu untuk berkomunikasi dengan kami. Selama tiga tahun penelitian itu, para ilmuwan telah bermain dengan lumba-lumba untuk 40 sesi, dan setiap sesi dibutuhkan waktu permainan sekitar setengah jam.
Hasil penelitian lain menyebut, lelaki kurang tertarik dalam berinteraksi dengan lumba-lumba, sementara perempuan justru sangat menikmati berinteraksi dengan lumba-lumba. "Ini adalah bukti bahwa perempuan memiliki banyak waktu bermain, sebelum mereka menjadi seorang ibu yang sibuk," ujar Dr Herzing.
Sekelompok penemu di Swedia dan Finlandia pun juga mengaku kian dekat dengan mengembangkan alat penerjemah bahasa anjing ke bahasa Inggris.
The Nordic Society for Invention dan Discovery
mengatakan prototipe alat yang mereka namai No More Woof akan menganalisis
proses berpikir hewan dan mengubahnya menjadi bahasa manusia.
Perangkat penerjemahan, direncanakan untuk
rilis pada April 2014. Alat itu diklaim
dapat menafsirkan pola termasuk "Aku lelah", "Saya
senang" dan" "Siapa kau?" ("I'm tired', 'I'm excited'
and "who are you?").
Ahli
perilaku anjing Nikki Brown menyambut penemuan itu dan mengatakan: "Apa
pun yang dapat membantu orang memahami bahwa mereka perlu belajar bahasa hewan,
adalah sesuatu benar-benar baik." Kemajuan teknologi memang sudah semakin pesat, namun jangan sampai terlena akan hal-hal negatif di dalamnya.
No comments:
Post a Comment